Alamat Biro Majalengka: Jl. Raya Bandung-Cirebon, Blok Warna Sari 2, Kosan 3 Saudara, Desa Gandasari, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka-Jawa Barat. Tlp. 085321202912, email:majalengkabiro@gmail.com. Alamat Redaksi SKU WIP: Jl. Holis No.16, Sudirman-Bandung, Tlp. 022-87786328 - 08122027778, email: redaksiwip@yahoo.com

Garut Terobsesi Kembangkan Desa Tangguh Bencana



 
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut terobsesi mengembangkan desa/kelurahan di Kabupaten Garut menjadi desa/kelurahan tangguh bencana. Hal itu terkait dengan kondisi geografis Kabupaten Garut yang terbilang daerah paling rawan terjadi berbagai jenis bencana di Jawa Barat, bahkan di tingkat nasional.

Kepala Satuan Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Dikdik Hendrajaya mengatakan hal itu di sela-sela pembukaan Pelatihan Penanggulangan Bencana bagi para staf pemerintah kecamatan, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Garut, di Hotel Bintang Redante Jalan Raya Samarang Garut, Selasa (10/9/2013).

“Pengembangan desa-desa dan kelurahan-kelurahan yang tangguh terhadap bencana, atau desa/kelurahan tangguh bencana ini merupakan salah satu strategi upaya pemerintah mengurangi banyaknya korban bencana dengan berbasis komunitas,” kata Dikdik.

Dia menuturkan, desa/kelurahan tangguh bencana memiliki kemampuan mengenali ancaman di wilayahnya, serta mampu mengorganisisasi sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitasnya demi mengurangi risiko bencana.

Kemampuan tersebut diwujudkan dalam bentuk perencanaan pembangunan mengandung upaya-upaya pencegahan, kesiapsiagaan, pengurangan risiko bencana, dan pengingkatan kapasitas pasca-kondisi darurat.
Di Kabupaten Garut sendiri, lanjut Dikdik, baru terbentuk Kelompok Masyarakat Peduli Bencana di sedikitnya 6 desa di 4 kecamatan, yakni di Desa Pangauban, Desa Depok, dan Desa Sukanagara Kecamatan Cisompet; Desa Karyasari Kecamatan Cibalong, Desa Paas Kecamatan Pameungpeuk; dan Desa Cikelet Kecamatan Cikelet.

“Desa-desa ini merupakan binaan IOM (Internasional Organization for Migration) kerjasama BPBD Garut, pascabencana banjir bandang pada 2011 lalu,” ujarnya.

Akan tetapi diakui Dikdik, salah satu hal menjadi hambatan terbesar dalam penanggulangan bencana saat ini yakni masih lemahnya koordinasi antarsektor terkait, baik lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, maupun dunia usaha. Padahal koordinasi merupakan kunci mengatasi krisis pada saat bencana terjadi.
“Tak heran jika sering kali distribusi logistik pada lokasi bencana sulit terpantau dengan baik karena koordinasi kurang terbangun secara baik. Kemajuan kegiatan penanganan tanggap darurat pun kurang terukur, dan terarah secara objektif,” ujarnya.

Karenanya, Dikdik berharap semua pihak dapat meningkatkan koordinasi lebih baik lagi terkait penanganan bencana. Sebab penanganan bencana merupakan pekerjaan terpadu menuntut sikap pro aktif semua pihak.
Dia juga berharap seluruh kecamatan dan SKPD segera menyusun Standard Operating Procedure (SOP) untuk penanggulangan bencana tersebut.

Pelatihan Penanggulangan Bencana diselenggarakan BPBD Garut kerjasama IOM selama tiga hari, Selasa-Kamis (10-12/9) itu diikuti sebanyak 90 aparatur pemerintah kecamatan, dan SKPD.

Menurut Fasilitator Pengurangan Risiko Bencana (PRB) IOM Garut, Didik DwiSaputro, pelatihan ditujukan memberikan kesamaan pemahaman dan kerangka berpikir sebangun dalam penanggulangan bencana kepada staf pemerintah di tingkat kabupaten dan kecamatan. Sehingga dapat berkonstribusi dalam pencapaian tujuan PRB, khususnya di tingkat kabupaten.

Melalui pelatihan tersebut, Didik berharap peserta memahami konsep dan prinsip penanggulangan bencana serta memahami sistem, struktur, dan praktik penanggulangan bencana di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional. Peserta bisa memahami penilaian bahaya, kerentanan, dan kapasitas serta pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat.

“Peserta juga diharapkan memahami penanggulangan bencana dalam kontek pembangunan, dan pengarusutamaan penanggulangan bencana dalam pembangunan,” ucapnya.

Pelatihan direncanakan terbagi atas tiga gelombang dengan masing-masing peserta sebanyak 30 orang. Gelombang pertama pada 10-12 September, gelombang dua pada 17-19 September, dan gelombang tiga pada 8-10 Oktober.

BPBD Kabupaten Garut mencatat, kerawanan bencana alam di Kabupaten Garut hampir merata di seluruh kecamatan.

Jenis bencana antara lain berupa kekeringan, kebakaran lahan hutan, banjir, banjir bandang, longsor, pergerakan tanah, tanah amblas, tanah retak, angin kencang dan angin puting beliung, gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, dan kejadian antariksa.

Sumber: Inilah.com

Tidak ada komentar:
Write komentar
Hanya dengan 50.000 dapat blog murah gratis Template Premium
close
<>

Translate

Wartawan

CATEGORY

close