Prabowo Subianto
Letnan Jenderal (Purn)
Prabowo Subianto Djojohadikusumo (lahir
di Jakarta, 17 Oktober 1951; umur 61 tahun) adalah seorang mantan
Danjen Kopassus, pengusaha dan politisi. Prabowo adalah calon presiden
dalam pemilu presiden Republik Indonesia 2009 dari Partai Gerakan
Indonesia Raya (GERINDRA). Karena perolehan suara Partai Gerindra kurang
dari 20%, Prabowo maju sebagai calon wakil presiden Megawati
Soekarnoputri. Saat ini Prabowo sedang bersiap untuk kembali maju
sebagai calon presiden di pemilu presiden 2014.
Kehidupan pribadi
Anak dari begawan ekonomi Indonesia, Soemitro Djojohadikusumo. Ia
memiliki dua kakak perempuan, Bintianingsih dan Mayrani Ekowati, dan
satu orang adik, Hashim Djojohadikusumo. Saat ini, Hashim dikenal
sebagai seorang pengusaha handal, dengan bisnis di puluhan negara
termasuk Kanada, Russia dan Indonesia.
Prabowo adalah cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri
Bank Negara Indonesia dan Ketua DPAS pertama dan anggota BPUPKI.
Dan jika diselusuri lebih jauh lagi, leluhur Prabowo adalah Panglima
Laskar Diponegoro untuk wilayah Gowong (Kedu), yang bernama Raden
Tumenggung Kertanegara III. Prabowo juga terhitung sebagai salah seorang
keturunan dari Adipati Mrapat, Bupati Kadipaten Banyumas Pertama.
Prabowo menikah dengan Siti Hediati Hariyadi, anak Presiden Soeharto.
Pernikahan Prabowo berakhir tidak lama setelah Soeharto mundur dari
jabatan Presiden Republik Indonesia.
[1] Dari
pernikahan ini, Prabowo dikaruniai seorang anak, Didiet Prabowo. Didiet
tumbuh besar di Boston, AS dan sekarang tinggal di Paris, Perancis
sebagai seorang desainer.
Karier Militer Prabowo
Prabowo Subianto sering disebut sebagai seorang jendral
kontroversial. Prestasi, dan kontroversi Prabowo dimulai saat ia
mendaftarkan diri di Akademi Militer Magelang pada tahun 1970. Lulus
pada tahun 1974, tahun 1976 Prabowo dipercaya sebagai Komandan Pleton
Para Komando Grup I Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) dan
ditugaskan sebagai bagian dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur.
Operasi Penangkapan Presiden Fretilin Nicolau Lobato
Pada bulan Desember 1978, Kapten Prabowo memimpin pasukan Den 28
Kopassus yang ditugaskan untuk membunuh pendiri dan wakil ketua
Fretilin, yang pada saat itu juga menjabat sebagai Perdana Menteri
pertama Timor Leste, Nicolau dos Reis Lobato. Lobato tewas setelah
tertembak di perut saat bertempur di lembah Mindelo, pada tanggal 31
Desember 1978. Karena prestasi ini, Prabowo mendapatkan kenaikan
pangkat.
Pelatihan Komando di Fort Benning
Setelah kembali dari Timor Timur, karier militernya Prabowo terus
melejit. Pada tahun 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan
Detasemen 81 Penanggulangan Teroris (Gultor) Komando Pasukan Khusus TNI
AD (Kopassus). Setelah menyelesaikan pelatihan “Special Forces Officer
Course” di Fort Benning, Amerika Serikat, Prabowo diberi tanggungjawab
sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara.
Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma
Salah satu pencapaian Prabowo saat menjadi pimpinan Kopassus adalah
Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma. Saat itu, 12 peneliti disekap
oleh Organisasi Papua Merdeka. Pada gambar ini, Prabowo menyalami salah
satu peneliti yang berhasil dibebaskan.
Pada tahun 1996, Komandan Kopassus Prabowo Subianto memimpin operasi
pembebasan sandera Mapenduma. Operasi ini berhasil menyelamatkan nyawa
10 dari 12 peneliti Ekspediti Lorentz ’95 yang disekap oleh Organisasi
Papua Merdeka. 5 orang yang disandera adalah peneliti biologi asal
Indonesia, sedangkan 7 sandera lainnya adalah peneliti dari Inggris,
Belanda dan Jerman
[2]..
Ekspedisi Gunung Everest
Pada tanggal 26 April 1997, Tim Nasional Indonesia ke Puncak Everest
berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi dunia
setelah mendaki melalui jalur selatan Nepal. Tim yang terdiri dari
anggota Kopassus, Wanadri, FPTI, dan Mapala UI ini diprakarsai oleh
Komandan Jendral Kopassus, Mayor Jendral TNI Prabowo Subianto
[3]. Ekspedisi dimulai pada tanggal 12 Maret 1997 dari Phakding, Nepal.
“Waktu itu kita mendengar bahwa Malaysia sudah mencanangkan akan
mengibarkan bendera kebangsaan mereka pada tanggal 10 Mei 1997. Saya
tidak rela bangsa Indonesia, sebagai bangsa 200 juta jiwa, harus kalah
dengan bangsa lain di kawasan kita. Karena mencapai puncak tertinggi di
dunia sudah menjadi salah satu tonggak ukuran prestasi suatu bangsa”
tulis Prabowo dalam buku ‘Di Puncak Himalaya Merah Putih Kukibarkan’.
Keberhasilan ekspedisi ini menjadikan Indonesia negara pertama dari
kawasan tropis, sekaligus juga negara di Asia Tenggara pertama yang
mencatat sukses menggapai puncak Everest
[4].
Kontroversi dan Dugaan Pelanggaran HAM
Pada tahun 1983, kala itu masih berpangkat Kapten, Prabowo diduga
pernah mencoba melakukan upaya penculikan sejumlah petinggi militer,
termasuk Jendral LB Moerdani
[5], namun upaya ini kabarnya digagalkan oleh Mayor Luhut Panjaitan, Komandan Den 81/Antiteror
[6]. Prabowo sendiri adalah wakil Luhut saat itu.
Pada tahun 1990-an, Prabowo diduga terkait dengan sejumlah kasus
pelanggaran HAM di Timor Timur. Pada tahun 1995, ia diduga menggerakkan
pasukan ilegal yang melancarkan aksi teror ke warga sipil
[7].
Peristiwa ini membuat Prabowo nyaris baku hantam dengan Komandan Korem
Timor Timur saat itu, Kolonel Inf Kiki Syahnakri, di kantor Pangdam IX
Udayana. Sejumlah lembaga internasional menuntut agar kasus ini
dituntaskan
[8]. Menurut pakar hukum Adnan
Buyung Nasution, kasus ini belum selesai secara hukum karena belum
pernah diadakan pemeriksaan menurut hukum pidana
[9].
Pada tahun 1997, Prabowo diduga mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi
[10].
Setidaknya 13 orang, termasuk seniman ‘Teater Rakyat’ Widji Thukul,
aktivis Herman Hendrawan, dan Petrus Bima hilang dan belum ditemukan
hingga sekarang. Mereka diyakini sudah meninggal.
[11].
Prabowo sendiri mengakui memerintahkan Tim Mawar untuk melakukan
penculikan kepada sembilan orang aktivis, diantaranya Haryanto Taslam,
Desmond J Mahesa dan Pius Lustrilanang.
[12]
Namun demikian, Prabowo belum diadili atas kasus tersebut walau
sebagian anggota Tim Mawar sudah dijebloskan ke penjara. Sebagian korban
dan keluarga korban penculikan 1998 juga belum memaafkan Prabowo dan
masih terus melanjutkan upaya hukum. Sebagian berupaya menuntut keadilan
dengan mengadakan aksi ‘diam hitam kamisan’, aksi demonstrasi diam di
depan Istana Negara setiap hari Kamis
[13].
Sebagian lagi telah bergabung denga kepengurusan Partai Gerakan
Indonesia Raya, bahkan duduk di DPR RI. Haryanto Taslam yang telah
menjadi anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, mengatakan “Prabowo sudah
minta maaf pada saya. Dia juga mengajak saya bergabung untuk membangun
negara ini. Saya adalah korban Prabowo dan Prabowo adalah korban politik
saat itu. Dia juga korban. Prabowo hanya merupakan tentara yang
mematuhi perintah atasannya. Ide penculikan bukan dari Prabowo. Rezim
Orde Baru saat itu pun represif. Jika bukan Prabowo pasti orang lain
yang akan diperintah untuk menculik.”
[14]
Prabowo juga diduga mendalangi Kerusuhan Mei 1998 berdasar temuan Tim Gabungan Pencari Fakta.
[15][16].
Dugaan motifnya adalah untuk mendiskreditkan rivalnya Pangab Wiranto,
untuk menyerang etnis minoritas, dan untuk mendapat simpati dan wewenang
lebih dari Soeharto bila kelak ia mampu memadamkan kerusuhan
[17].
Juga pada Mei 1998, menurut kesaksian Presiden Habibie dan purnawirawan Sintong Panjaitan
[18],
Prabowo melakukan insubordinasi dan berupaya menggerakkan tentara ke
Jakarta dan sekitar kediaman Habibie untuk kudeta. Karena insubordinasi
tersebut ia diberhentikan dari posisinya sebagai Panglima Kostrad oleh
Wiranto atas instruksi Habibie.
Masalah utama dari kesaksian Habibie ialah bahwa sebenarnya,
pasukan-pasukan yang mengawal rumahnya adalah atas perintah Wiranto,
bukan Prabowo. Pada briefing komando tanggal 14 Mei 1998, panglima ABRI
mengarahkan Kopassus mengawal rumah-rumah presiden dan wakil presiden.
Perintah-perintah ini diperkuat secara tertulis pada tanggal 17 Mei 1998
kepada komandan-komandan senior, termasuk Sjafrie Sjamsoeddin, Pangdam
Jaya pada waktu itu.
Prabowo yakin ia bisa saja melancarkan kudeta pada hari-hari
kerusuhan di bulan Mei itu. Tetapi yang penting baginya ia tidak
melakukannya. “Keputusan memecat saya adalah sah,” katanya. “Saya tahu,
banyak di antara prajurit saya akan melakukan apa yang saya perintahkan.
Tetapi saya tidak mau mereka mati berjuang demi jabatan saya. Saya
ingin menunjukkan bahwa saya menempatkan kebaikan bagi negeri saya dan
rakyat di atas posisi saya sendiri. Saya adalah seorang prajurit yang
setia. Setia kepada negara, setia kepada republik”
[19].
Jabatan dan Penghargaan Militer
Berikut adalah daftar jabatan yang Prabowo saat mengabdi sebagai prajurit TNI:
[20]
- Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha (1976)
- Komandan Kompi Para Komando Group-1 Kopassandha (1977)
- Wakil Komandan Detasemen–81 Kopassus (1983-1985)
- Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1985-1987)
- Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1987-1991)
- Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad (1991-1993)
- Komandan Group-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (1993-1994)
- Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus (1994)
- Komandan Komando Pasukan Khusus (1995-1996)
- Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1996-1998)
- Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (1998)
- Komandan Sekolah Staf Dan Komando ABRI (1998)
Berikut adalah daftar penghargaan militer Prabowo:
- Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
- Satya Lencana Kesetiaan XVI Tahun
- Satya Lencana Seroja Ulangan–III
- Satya Lencana Raksaka Dharma
- Satya Lencana Dwija Sistha
- Satya Lencana Wira Karya
- The First Class The Padin Medal Ops Honor dari Pemerintah Kamboja
- Bintang Yudha Dharma Nararya
Sepak Terjang Prabowo di Dunia Usaha
Setelah meninggalkan karier militernya, Prabowo memilih untuk
mengikuti karier adiknya Hashim Djojohadikusumo, menjadi pengusaha.
Karier Prabowo sebagai pengusaha dimulai dengan membeli Kiani Kertas,
perusahaan pengelola pabrik kertas yang berlokasi di Mangkajang,
Kalimantan Timur. Sebelumnya, Kiani Kertas dimiliki oleh Bob Hasan,
pengusaha yang dekat dengan Presiden Suharto
[21]. Prabowo membeli Kiani Kertas menggunakan pinjaman senilai Rp. 1,8 triliun dari Bank Mandiri
[22].
Selain mengelola Kiani Kertas, yang namanya diganti oleh Prabowo
menjadi Kertas Nusantara, kelompok perusahaan Nusantara Group yang
dimiliki oleh Prabowo juga menguasai 27 perusahaan di dalam dan luar
negeri. Usaha-usaha yang dimiliki oleh Prabowo bergerak di bidang
perkebunan, tambang, kelapa sawit, dan batu bara
[23].
Banyak kalangan menilai, Prabowo cukup sukses dalam berusaha. Pada
Pilpres 2009, Prabowo ialah cawapres terkaya, dengan total asset sebesar
Rp 1,579 Triliun dan US$ 7,57 juta
[24],
termasuk 84 ekor kuda istimewa yang sebagian harganya mencapai 3 Milyar
per ekor serta sejumlah mobil mewah seperti BMW 750Li dan Mercedes Benz
E300
[25]. Kekayaannya ini besarnya berlipat
160 kali dari kekayaan yang dia laporkan pada tahun 2003. Kala itu ia
hanya melaporkan kekayaan sebesar 10,153 Milyar
[26]
Kiprah Prabowo di Berbagai Organisasi Non-Pemerintah
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)
HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) adalah sebuah organisasi
sosial di Indonesia yang berskala nasional. Didirikan pada 27 April 1973
di Jakarta melalui penyatuan empat belas organisasi penghasil pertanian
utama.
Pada tanggal 5 Desember 2004, Prabowo terpilih sebagai ketua umum
HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) mengalahkan Setiawan Jodi dan
Ja’far Hafsah
[27][28].
Pada saat Musyawarah Nasional (Munas) HKTI ke-7, Prabowo Subianto
kembali terpilih sebagai Ketua Umum 2010-2015 secara aklamasi. 32 dari
33 DPD menerima laporan pertanggungjawaban Prabowo dan meminta agar
Prabowo kembali memimpin HKTI
[29].
Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI)
APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) adalah organisasi
independen yang memperjuangkan hak dan kesejahteraan pedagang pasar
Indonesia. Pada tanggal 6 Agustus 2008, Munas APPSI secara aklamasi
memilih Prabowo sebagai ketua umum APPSI untuk periode 2008-2013.
Prabowo terpilih setelah mendapat dukungan dari 29 DPW tingkat provinsi
dan 199 DPD tingkat kabupaten
[30].
Selaku Ketua Umum APPSI, Prabowo kerap menyuarakan agar Pemerintah
membatasi hipermarket dengan mengatur jaraknya agar tidak merugikan
pedagang kecil. “Selama ini pedagang pasar tradisional selalu
dianaktirikan sehingga ketika pasar modern didirikan para pemilik modal
pedagang pasar harus rela dibubarkan karena ada pembongkaran” cetus
Prabowo
[31].
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
Prabowo membuka turnamen pencak silat SEA Games 2011 di Padepokan Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) adalah organisasi nasional
Indonesia yang membawahi kegiatan Pencak silat secara resmi , antara
lain menyelenggarakan pertandingan, membakukan peraturan dan lain-lain.
Prabowo pertama kali terpilih menjadi Ketua Umum PB IPSI tahun 2004.
Pada Munas PB IPSI di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta,
tanggal 27 Februari 2012, Prabowo terpilih untuk ketiga kalinya sebagai
Ketua Umum PB IPSI
[32]. Pada SEA Games 2011
di Jakarta, cabang olah raga pencak silat berhasil mendapatkan juara
umum dengan menyabet 9 dari 18 nomor yang dipertandingkan
[33].
Karier Politik Prabowo
Pemilu 2004
Prabowo memulai kembali karier politiknya dengan mencalonkan diri
sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar
2004. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di
tengah jalan. Ia kalah suara oleh Wiranto.
Pemilu 2009
Pada bulan Mei 2008 Prabowo gencar tampil di televisi dalam bentuk
iklan layanan masyarakat yang disponsori oleh HKTI, organisasi tani
Indonesia yang digunakannya sebagai mesin politik untuk Pilpres 2009.
Sebagai ketua umum organisasi tersebut dengan pesan untuk menggunakan
produk dalam negeri. Pada 9 Mei 2008 Partai Gerindra menyatakan
keinginannya untuk mencalonkan Prabowo menjadi calon presiden pada
Pemilu 2009 saat mereka menyerahkan berkas pendaftaran untuk ikut Pemilu
2009 pada KPU
[34]. Namun belakangan,
setelah proses tawarmenawar yang alot, akhirnya Prabowo bersedia menjadi
calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri. Keduanya mengambil motto
‘Mega-Pro’. Keduanya juga telah menyelesaikan persyaratan administratif
KPU dan berkas laporan kekayaan ke KPK. Deklarasi Mega-Prabowo
dilaksanakan di tempat pembuangan sampah Bantar Gebang, Bekasi, Jawa
Barat
[35].
Dalam berbagai iklan dan kampanyenya, pasangan Mega-Prabowo mengusung
konsep ‘Ekonomi Kerakyatan’. Walau terdengar manis, sejumlah kritik pun
dilayangkan pada konsep ekonomi ini. Sebagian menganggapnya sebagai
Ekonomi Komando yang selain otoriter juga sudah pernah dicoba di era
Soekarno dan tidak berhasil, terbukti kenaikan harga dan inflasi 650%
per tahun dan kelaparan terjadi di sejumlah tempat
[36][37].
Sebagian lagi menganggap konsep ini sekedar ‘Kerakyat-rakyatan’, karena
‘Ekonomi Kerakyatan’ sudah pernah dicoba dua kali, pertama tahun
1993-1998 melalui Bappenas, dan kedua tahun 1998 melalui Kementrian
Koperasi dan UKM. Dua-duanya dinilai gagal menyejahterakan rakyat dan
justru menyebabkan kredit macet. Dalam Pemilu 1999 PDIP dan Megawati
juga berjanji ‘membela wong cilik’
[38][39].
Hasil hitung cepat beberapa lembaga survei, yakni LSI(Lembaga),
LSI(Lingkaran), LP3ES, Puskaptis, CIRUS, LRI, dan Quick Count Metro TV,
memprediksi pasangan Megawati-Prabowo kalah telak dari pasangan
SBY-Boediono, dan Pemilu Presiden 2009 berakhir dalam satu putaran.
Hasil Perhitungan Manual KPU yang diumumkan 25 Juli 2009 tak jauh
berbeda dengan hasil hitung cepat. Megawati dan Prabowo tidak hadir
dalam acara penetapan hasil tersebut meski UU No.42 Tahun 2008 Tentang
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden mengamanatkan bagi tiap pasangan
calon untuk hadir dalam penetapan hasil Pilpres
[40].
Dua pasangan lainnya, JK-Wiranto dan SBY-Boediono hadir dalam acara
ini. Pasangan Megawati-Prabowo menolak hasil Pemilu ini dan masih
melakukan gugatan hukum ke Mahkamah Konstitusi.
Pemilu 2014
Pada tanggal 17 Maret 2012, Prabowo menerima mandat dari 33 DPD
Partai Gerindra untuk maju pada pemilihan presiden 2014. Pemberian
mandat dilakukan di Desa Bojong Koneng, Jawa Barat.[41]
Partai Gerakan Indonesia Raya telah menyatakan akan mengusung Prabowo sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2014
[42]. Prabowo sendiri sudah menyatakan kesediaannya untuk dicalonkan sebagai presiden, jika mendapat dukungan dari rakyat
[43].
Walaupun beberapa lembaga survei mencatat elektabilitas Prabowo tertinggi dibandingkan dengan calon-calon presiden lainnya
[44],
tidak sedikit pengamat politik yang meyakini kalau langkah Prabowo akan
terganjal elektabilitas Partai Gerakan Indonesia Raya yang masih sangat
rendah
[45]. Namun, poitisi senior Permadi
mengatakan, Megawati Soekarnoputri berjanji akan mencalonkan Prabowo
sebagai presiden pada pemilihan presiden 2014
[46].
Gelar Kehormatan
Marga Lumban Tobing
Pada tanggal 17 Juni 2009, Prabowo dinyatakan sebagai anggota marga
Lumban Tobing. Selain Prabowo, adik kandung Prabowo, Hashim
Djojohadikusumo juga diterima sebagai anggota marga tersebut
[47].
Penganugerahan marga tersebut difasilitasi oleh Persatuan Punguan
Siraja Lumban Tobing (PPSLB) dan berlangsung di Danau Toba Convention
Center, Medan
[48].
Gelar Adat Tongkonan
Pada tanggal 28 Desember 2011, Prabowo menerima gelar adat Tongkonan dari masyarakat adat desa Siguntu, Rantepao, Toraja Utara
[49].
Pemberian gelar adat yang dibarengi dengan pesta duka Rambu Solo
disaksikan oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Wakil Gubernur
Sulsel Agus Arifin Nu`mang, Panglima Kodam VII/Wirabuana Mayjen Muhammad
Nizam, Bupati Tanah Toraja Theofillus Allorerung, Bupati Toraja Utara
Frederik Batti Sorring beserta ribuan warga setempat.
Sumber: Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Prabowo_Subianto)