Kondisi ini, antara lain cerminan masyarakat bangsa yang nekat. Sekaligus indikasi etika komunal juga sistem birokrasi negara bernama Indonesia.
Lantaran selama ini, kalangan birokrasinya bisa bereaksi setelah terjadi bencana tragis yang mengerikan. Inilah, penumpang di atas angkutan umum melintasi ruas badan
jalan relatif sempit dengan tanjangan curam, serta tikungan tajam di
lokasi Cisandaan, Garut, Jabar. Kendaraan angkutan penumpang umum itu, dari Bungbulang tujuan Garut. Operator, dan penumpangnya menerabas aturan, meski perilaku tersebut sangat membahayakan keselamatan jiwa.
Tetapi sejak bertahun-tahun dibiarkan terus-menerus berlangsung. Padahal lintasan tanjakan/turunan Cisandaan, selama ini pula banyak menelan korban jiwa. Lantaran kerap terjadi kendaraan terperosok terjun bebas ke dalam jurang. “Semestinya, kita nekat sebagai bangsa mandiri, manifestasi
sebagai masyarakat bangsa tegak dihadapan bangsa lain, dan santun dengan
sesama saudaranya” “Bermuatan lebihi kapasitas”
Banyak terdapat pula, kendaraan angkutan barang termasuk di
Kabupaten Garut, Jawa Barat, memaksakan mengangkut muatan lebihi
kapasitas. Kenekatan ini, juga bisa membahayakan keselamatan jiwa orang lain. Jika terjadi kecelakaan pada sepanjang jalan dilintasi,
selain dipastikan diperparah apabila diguyur hujan, beban kapasitas
muatan bakal bertambah berat.
Padahal, kemampuan cengkraman pengereman kendaraan, serta kapasitas angkut kendaraan juga memiliki beragam keterbatasan. Meraih keuntungan ekonomi sesaat itu, tak memerhitungkan dampak bahaya bisa berkepanjangan. Mentalitas tersebut, tampaknya semakin melembaga, dimanapun.
Termasuk mentalitas atawa perilaku korupsi, juga membahayakan keselamatan orang lain.
Lantaran, berdampak sistemik, kesenjangan dan kemiskinan kian mewarnai masyarakat bangsa di negeri bernama Indonesia.
Sumber: Garut News.com
Tidak ada komentar:
Write komentar